
Sosok yang sangat identik dengan Kota Meulaboh, adalah seorang
pahlawan Nasional yang turut berperan besar dalam perjuangan kemerdekaan
Negeri ini dalam melawan Penjajahan yang
dilakukan oleh Belanda selama kurang lebih 350 tahun. Ia adalah Teuku Oemar Djohan Pahlawan (Teuku Umar Johan Pahlawan). Teuku Umar
yang dilahirkan di Meulaboh Aceh Barat pada tahun 1854, adalah anak seorang
Uleebalang (Pemimpin) bernama Teuku Achmad Mahmud dari perkawinan dengan adik
perempuan Raja Meulaboh.
Teuku Umar dikenal sebagai seorang sangat cerdik. bagaimana tidak, strategi perang gerilya yang digunakan bersama pasukannya dulu terbukti ampuh
membuat Belanda kualahan dalam memerangi rakyat Aceh. Teuku Umar juga pernah menggunakan taktik Penyerahan diri, ia berpura-pura menjadi antek Belanda.
Belanda berdamai dengan pasukan Teuku Umar pada tahun 1883. Gubernur Van Teijn
pada saat itu juga bermaksud memanfaatkan Teuku Umar sebagai cara untuk merebut
hati rakyat Aceh. Teuku Umar kemudian masuk dinas militer.
Ketika bergabung dengan Belanda, Teuku Umar menundukkan pos-pos
pertahanan Aceh, hal tersebut dilakukan Teuku Umar secara pura-pura untuk
mengelabuhi Belanda agar Teuku Umar diberi peran yang lebih besar. Taktik
tersebut berhasil, sebagai kompensasi atas keberhasilannya itu, pemintaan Teuku
Umar untuk menambah 17 orang panglima dan 120 orang prajurit, termasuk seorang
Pang Laot (panglima Laut]) sebagai tangan kanannya, dikabulkan.
Teuku umar wafat pada Februari 1899, Jenderal Van Heutsz mendapat laporan
dari mata-matanya mengenai kedatangan Teuku Umar di Meulaboh, dan segera
menempatkan sejumlah pasukan yang cukup kuat diperbatasan Meulaboh. Malam
menjelang 11 Februari 1899 Teuku Umar bersama pasukannya tiba di pinggiran kota
Meulaboh yang sekarang disebut Ujung Kalak. Pasukan Aceh terkejut ketika
pasukan Van Heutsz mencegat. Posisi pasukan Teuku Umar tidak menguntungkan dan tidak
mungkin mundur. Satu-satunya jalan untuk menyelamatkan pasukannya adalah
bertempur. Dalam pertempuran itu Teuku Umar gugur terkena peluru musuh yang
menembus dadanya. (Sumber: Wikipedia)
Mengunjungi makam Beliau yang berada di Desa Mugoe yang berjarak lebih
kurang 36 km dari kota Meulaboh, memberikan kebanggaan tersendiri. Seorang Pahlawan
Nasional yang hanya kita kenal di bangku SD, dan sekarang kita sangat dekat hanya
sekedar pusara nya. Melewati sedikit
bebukitan yang disuguhin oleh keindahan lebat nya Hutan Mugoe, jalan yang
dialalui juga cukup menantang, cukup kecil, yang hanya bisa dilalui oleh satu Mobil.
Ketika telah sampai pada sebuah bukit yang menjadi tempat peristirahatan
Sang Pahalawan Nasional, suasana bagaikan Hutan belantara begitu terasa, yang
tedengar hanyalah suara binatang-binatang kecil, sesekali kicauan burung
menemani langkah dalam menaiki satu persatu anak-anak tangga yang deselimuti
oleh lumut-lumut menuju ke Pusara sang Pahlawan.
sangat bermanfaat, men (Y)
BalasHapus