Home » » 'Mengunjungi' Sang Pahlawan Nasional

'Mengunjungi' Sang Pahlawan Nasional

Cuaca yang cukup terik hari itu membuat kulit ini serasa terbakar, berada di kota yang letak geografis nya berada di pesisir pantai, sudah sangat wajar jika panas terik matahari tidak bisa di hindari. Meulaboh, sebuah kota yang menjadi Ibukota Provinsi Aceh barat, salah satu kabupaten di Provinsi Aceh. Kota ini terletak sekitar 250 km tenggara Kota Banda Aceh, yang merupakan Ibukota dari Provinsi Aceh.

Sosok yang sangat identik dengan Kota Meulaboh, adalah seorang pahlawan Nasional yang turut berperan besar dalam perjuangan kemerdekaan Negeri  ini dalam melawan Penjajahan yang dilakukan oleh Belanda selama kurang lebih 350 tahun. Ia adalah Teuku Oemar Djohan Pahlawan (Teuku Umar Johan Pahlawan). Teuku Umar yang dilahirkan di Meulaboh Aceh Barat pada tahun 1854, adalah anak seorang Uleebalang (Pemimpin) bernama Teuku Achmad Mahmud dari perkawinan dengan adik perempuan Raja Meulaboh.

Teuku Umar dikenal sebagai seorang sangat cerdik. bagaimana tidak, strategi perang gerilya yang digunakan bersama pasukannya dulu terbukti ampuh membuat Belanda kualahan dalam memerangi rakyat Aceh.  Teuku Umar juga pernah menggunakan taktik Penyerahan diri, ia berpura-pura menjadi antek Belanda. Belanda berdamai dengan pasukan Teuku Umar pada tahun 1883. Gubernur Van Teijn pada saat itu juga bermaksud memanfaatkan Teuku Umar sebagai cara untuk merebut hati rakyat Aceh. Teuku Umar kemudian masuk dinas militer. 

Ketika bergabung dengan Belanda, Teuku Umar menundukkan pos-pos pertahanan Aceh, hal tersebut dilakukan Teuku Umar secara pura-pura untuk mengelabuhi Belanda agar Teuku Umar diberi peran yang lebih besar. Taktik tersebut berhasil, sebagai kompensasi atas keberhasilannya itu, pemintaan Teuku Umar untuk menambah 17 orang panglima dan 120 orang prajurit, termasuk seorang Pang Laot (panglima Laut]) sebagai tangan kanannya, dikabulkan. 

Teuku umar wafat pada Februari 1899, Jenderal Van Heutsz mendapat laporan dari mata-matanya mengenai kedatangan Teuku Umar di Meulaboh, dan segera menempatkan sejumlah pasukan yang cukup kuat diperbatasan Meulaboh. Malam menjelang 11 Februari 1899 Teuku Umar bersama pasukannya tiba di pinggiran kota Meulaboh yang sekarang disebut Ujung Kalak. Pasukan Aceh terkejut ketika pasukan Van Heutsz mencegat. Posisi pasukan Teuku Umar tidak menguntungkan dan tidak mungkin mundur. Satu-satunya jalan untuk menyelamatkan pasukannya adalah bertempur. Dalam pertempuran itu Teuku Umar gugur terkena peluru musuh yang menembus dadanya. (Sumber: Wikipedia)
Mengunjungi makam Beliau yang berada di Desa Mugoe yang berjarak lebih kurang 36 km dari kota Meulaboh, memberikan kebanggaan tersendiri. Seorang Pahlawan Nasional yang hanya kita kenal di bangku SD, dan sekarang kita sangat dekat hanya sekedar pusara nya.  Melewati sedikit bebukitan yang disuguhin oleh keindahan lebat nya Hutan Mugoe, jalan yang dialalui juga cukup menantang, cukup kecil, yang hanya bisa dilalui oleh satu Mobil.
Ketika telah sampai pada sebuah bukit yang menjadi tempat peristirahatan Sang Pahalawan Nasional, suasana bagaikan Hutan belantara begitu terasa, yang tedengar hanyalah suara binatang-binatang kecil, sesekali kicauan burung menemani langkah dalam menaiki satu persatu anak-anak tangga yang deselimuti oleh lumut-lumut menuju ke Pusara sang Pahlawan.

1 komentar:

Profil

Label

Entri Populer

 
| |
© 2014. Petualanganku - All Rights Reserved