Home » » Catatan Kecil di Kolaborasi Saman Jazz

Catatan Kecil di Kolaborasi Saman Jazz

Aura bagaikan dalam panggung perhelatan Besar yang di isi oleh para Pemusik tingkat Nasional yang sekarang sedang di gandrungi oleh semua masyarakat, baik itu anak-anak, kaula muda, bakan orang dewasa sekalipun. Begitu lah yang saya rasakan ketika pertama menginjakkan kaki di dalam Aula Dayan Dawood yang menjadi tempat perhelatan Kolaborasi Tarian Saman Gayo, dan music Jazz yang berasal dari Amerika Latin Namun sudah lama ada di Indonesia, tepat nya pada tahun 1930, yang di bawa oleh para pekerja-pekerja yang berasal dari Filipina. Acara ini dalam rangkaian pelantikan Pengurus Besar (PB) Himpunan Pelajar Mahasiswa Gayo Lues (HIPEMAGAS) periode 2013-2015, sungguh apresiasi yang sangat luar biasa untuk Mahasiswa Kab. Gayo Lues, yang mengadakan Acara ini, yang diisi oleh para Pemain Jazz ternama dan juga bisa menghimpunan begitu banyak penonton.

Rasa penasaran saya semakin menggebu-gebu, apa itu Jazz? Bagaimana saman di padukan dengan music jazz? Itu adalah sebagian pertanyaan yang ada dalam pikiran saya, bagaimana saya tidak bertanya-tanya, setiap wajah pengunjung yang saya lihat, terpancar Aura penasaran yang bahkan melebihi dari rasa penasaran saya sendiri. Akankah sinkron suatu Seni Gayo Asli, dipadukan dengan music yang kategori nya Easy Listening, singkat katanya music santai yang asal nya dari luar negeri.

Belum juga hilang rasa penasaran saya, tampillah suatu seni gayo yang lain nya, mula nya saya mengira itu adalah tari saman, maklum saja, selama ini saya hanya mengetahui  Saman itu  suatu kesenian Aceh yang berasal dari Tanah Gayo dan sudah mendunia, tidak tau seperti apa pastinya Tari itu. Kesenian yang yang ditampilkan itu ternyata tarian, Turun aih aunen (air telaga).  Tarian yang mengisahkan para wanita-wanita Gayo pada zaman Dahulu yang turun ke Telaga-telaga. Tarian nya cukup menarik perhatian saya untuk lebih dalam memahami Seni ini, namun disayangkan saya hanya mengetahui sedikit tentang tarian tersebut.

Belum habis rasa terkesima yang saya rasakan, kembali rasa kagum saya di muncul. Kali ini masih dengan seni tari, yaitu; Tari Beburu Gayo (Gadis Gayo). Beburu sendiri mempunyai arti Gadis atau wanita. Tarian ini mempunyai cerita di balik sejarah awal mulanya, namun kembali hanya sedikit yang saya tahu, tarian yang mengisahkan Keanggunan para wanita-wanita Tanah Gayo. Sungguh luar biasa Kesenian Gayo, daerah yang berada di Tengah-tengah Provinsi Aceh.

Sepertinya harus mengucapkan terima kasih sedalam-dalamnya kepada Tanah Gayo, mengapa tidak. Untuk ketiga kali nya, saya kagum dengan suguhan seni dari Tanah gayo lainnya. Tari Munapi (menampi),  begitulah nama yang disebutkan oleh MC. Saat mempersilahkan para penari memasuki Panggung, MC pun memberikan sedikit cerita tentang tari ini, bagaimana tarian yang mengisahkan seorang yang sedang menampi beras pada musim panen padi.

Sebelum yang ditunggu-tunggu oleh ribuan penonton tampil, yaitu Kolaborasi Saman Jazz. Tampil pula satu lagi penampilan, Tarian Bines. Dalam penampilannya, tarian ini, memnceritakan atau mengisahkan sesuatu, tepatnya lagi memberi suatu pesan bagi siapa saja yang menyaksikan penampilan tari ini, seperti itu penjelasan teman saya yang juga hadir saat itu, dan ia adalah orang yang berasl dari Tanah Gayo.
Tiba lah kami semua pada acara puncak dan sangat di nanti-nantikan, Kolaborasi Tari saman & Musik Jazz. Sorak sorai para pengunjung mengiringi masuknya Agam Hamzah, dan kawan-kawan. Yang menjadi pusat perhatian adalah kehadiran Daud ‘Debu’. Mungkin karena dia adalah Warga Asing yang telah lama berkiprah di kancah Musik Nasional, music religi khususnya.

Suara keyboard, Drum, Gitar, Bass, dan Perkusi, mengiringi bagaimana setiap gerakan saman ditampilkan malam itu, suatu inovasi yang baru pertama ini saya lihat. Gerakan cepat saman diimbangi oleh para pemusik jazz untuk menyelaraskan antara gerakan-gerakan saman dan nada dari music jazz itu sendiri. Sungguh menakjubkan penampilan malam itu, Jazz dengan karakteristik nya dan saman juga dengan ciri khas nya, yang jelas-jelas sangat berbeda, berpadu dalam satu panggung, menciptakan suatu sinkron antara dua budaya yang berbeda.

Para penari saman telah usai berkolaborasi dengan music jazz, dan mereka pun meninggalkan panggung. Terlihat para penonton tak bisa menyembunyikan rasa takjub yang teramat dahsyat, apa lagi ketika saat Agam hamzah cs menampilkan keahlian mereka masing-masing dalam menggunakan alat music, dan memadukan setiap nada alat music yang mereka mainkan.

Melihat inovasi yang begitu luar biasa ini, sudah sepatut nya kita mencintai Budaya dan melestarikannya, walaupun saya sendiri bukan berasal dari tanah Gayo, namun penampilan malam itu telah membuat diri saya sendiri untuk ingin lebih memahami dan mencintai dunia Seni, dan khusunya Tari Saman.

0 komentar:

Posting Komentar

Profil

Label

Entri Populer

 
| |
© 2014. Petualanganku - All Rights Reserved