Pandangan mata nya terus menatap kosong kearah ujung jalan itu, tak
terlihat tanda-tanda akan ia palingkan pandangannya, seperti pantung yang diukir
oleh para seniman, yang tetap pada posisi terbaiknya, untuk menghadap objek
yang ia kenhedaki. Di ujung jalan itu, tepat dimana ia harus melepas sesuatu
yang mungkin tak pernah ingin ia lepas dalam hidupnya, dan semua mengarah dan
menghilang di ujung jalan itu.
Mawar, gadis lugu dengan sejuta
semangat nya, yang membuat ia terlihat bagaikan ‘Panglima’ di medan perang,
usahanya untuk terus mengejar mimpinya untuk menjadikan kehidupan nya menuju
kearah yang lebih baik. Bahkan semangat nya ini bisa mengalahkan semangat yang
ditunjukan para supporter bola, yang terus menyoraki tim kesayangan nya hingga
usai pertandingan. Nama nya jelas menjadi cerminan dalam Kehidupan nya sehari-hari
, dimana ‘mawar’ yang mempunyai filosofi; sebuah bunga merah dan putih yang
menjadi simbol cinta, kekuatan, dan perjuangan.
Di bawah pohon tepat di samping jalan itu, ya disitulah
sejarah mula bagaimana sebuah cerita 2 insan manusia harus di mulai. Disitu
pula lah ternyata semua harus berakhir. Berakhir dengan cara indah yang tak
pernah di harapkan. Tetesan air mata mawar, terus berurai membasahi setiap daun
kering yang jatuh seiring tiupan angin, rambut lurus bahkan menutupi pandangan
nya yang tak pernah beranjak dari setiap langkah kaki sang pujaan hati yang
pergi dan hanya meninggalkan jejak-jejak, yang harus ia simpan dalam memori
kenangan nya.
Hati kecil nya terus ber ujar kata
penyesalan, menagapa mereka harus dipertemukan untuk berpisah. Namun ia harus
tetap tegar dan tidak mengeluh, ia harus tetap menjadi mawar yang dulu, mawar
tanpa kehadiran sosok pria yang telah membuat nya hanyut dalam lautan asmara.
0 komentar:
Posting Komentar