Home » » Si "abadi" di Puncak Burni Telong

Si "abadi" di Puncak Burni Telong

Eidelwis, siapa yang tidak kenal bunga yang satu ini, apa lagi jika kita tanyakan pada pecinta alam, bunga yang hanya bisa hidup di ketinggian, bisa ditemukan di gunung berapi yang aktif. Memiliki nama latin Anaphalis javanica, lebih dikenal juga  sebagai Edelweiss jawa (Javanese edelweiss) atau Bunga Senduro.


Edelweis merupakan tumbuhan pelopor bagi tanah vulkanik muda di hutan pegunungan dan mampu mempertahankan kelangsungan hidupnya di atas tanah yang tandus, karena mampu membentuk mikoriza dengan jamur tanah tertentu yang secara efektif memperluas kawasan yang dijangkau oleh akar-akarnya dan meningkatkan efisiensi dalam mencari zat hara. Bunga-bunganya, yang biasanya muncul di antara bulan April dan Agustus.

Dikarenakan keberadaan nya yang mulai langka, maka bunga ini termasuk kategori bunga yang dilindungi, diberikan gelar sebagai “Bunga Abadi” semakin membuat minat orang untuk memiliki bunga ini, namun bukan perkara yang muda, harus lah mencapai tinggi nya gunung berapi untuk mewujudkan hal itu.

Sosok bunga “Bunga Abadi” ini bisa juga ditemukan di Gunung Berapi Burni Telong, terletak di Desa Rambune, Kec. Timang Gajah, Kab. Bener Meriah, Provinsi Aceh. Gunung berapi aktif dengan ketinggiaan 2624 Meter diatas permukaan laut (mdpl). 


Suara alam sangat jelas terdengar, kala menginjak kan kaki di pintu rimba, suatu batas perkebunan warga dengan dengan hutan, jalur yang harus dilalui untuk menuju puncak gunung tersebut, semakin dalam masuk kehutan, keadaan makin sunyi, hanya suara burung-burung yang sahut menyahut seoalah mengetahui keberadaan pendaki yang ingin menaklukan Gunung berapi tertinggi di Aceh ini.

Di tengah perjalanan bisa ditemuka aliran air, yang bisa jadi alternati bagi pendaki untuk stock air mereka. Airnya jernih, sejuk, dan yang pasti masi sangat alami, dikarenakan berasal  langsung dari alam yang berada diketinggian.

Untuk bisa mencapai puncak, tidak lah bisa dilakukan dalam sekali perjalanan, terlebihh dahulu para pendaki harus mendirikan tenda di kaki Puncak burni Telong. Harus menjadi catatan juga, karena suhu di lokasi penginapan ini sangat dingin dan malam hari kemungkinan besar akan selalu hujan, haruslah dipersiapkan baju yang tebal, untuk mengantisipasi suhu dingin yang akan menusuk hingga ke tulang.

Setelah beristirahat, pukul 03.00 dini hari, harus melanjutkan pendakian kembali, jalur yang ini lebih terjal dan menantang. Ditambah dengan keaadaan gelap malam, maka dari itu perlengkapan harus lengkap, yang sangat terpenting sarung tangan, jaket, sepatu, dan senter harus ada. 

Dibutukan aktu sekitar 4 jam untuk sampai kepuncak dari lokasi penginapan, dijalur ini bisa juga beristirahat di sebuah Gua, tidak terlalu besar, tapi cukuplah untuk mengistirahatkan tubuh yang lelah dikarenakan harus terus mendaki. Disepanjang jalur ini akan kita temukan si “Bunga Abadi”, dikiri kanan jalan ia bersembunyi dintara semak belukar hutan pengunungan, jika kita beruntung, mata akan dimanjakan oleh keindahan bunganya. Dianjurkan untuk tidak memtik bunga ini, dikarenakan status nya yang kini menjadi tanaman yang langka.

Dari gua mulai lah kita harus berjalan merangkak, pegangan hanya pada bebatuan, dibutukan waktu selama 1 jam melewati perjalanan ekstrem hingga sampai dan menginjak kan kaki di Puncak. 


Sunrise, adalah yang ditunggu-tunggu jika sudah dipuncak, jika beruntung, sunrise akan terlihat dengan jelas tanpa ditutupi oleh awan-awan. Sungguh suatu harga yang pantas dengan segala perjuangan sampai ke puncak, dengan suguhan keindahan Alam dan kecantikan si bunga "Abadi" dari ketinggian 2624 Mdpl, Puncak Gunung Berapi Burni Telong.

0 komentar:

Posting Komentar

Profil

Label

Entri Populer

 
| |
© 2014. Petualanganku - All Rights Reserved