Menulis,
saat kita membayangkan hal ini, yang terlintas didalam fikiran kita, ini adalah
hal yang sangat mudah, bahkan lebih mudah dari membalikan telapak tangan. Ya
karena kita telah belajar menulis dari Sekolah Dasar (SD), bahkan dari sebagian
orang ada yang lebih cepat dalam menulis walaupun tulisan nya bagaikan cakar
ayam. Ayam yang kuku nya panjang –panjang dan tidak pernah dipotong lalu
mencaru-caruk sebuah kertas, pasti bisa dong di bayangkan bagaimana bentuknya.
Hahaha
Cerita ini bukan tentang mengajarkan teman-teman semua cara menulis yang baik, tapi saya
mau bercerita tentang pengalaman pribadi saya, sepertinya teman lain juga
pernah merasakan, ya sudah lebih baik ini tentang pengalaman kita semua. Supaya
tidak ada dusta diantara kita nantinya.
Ya
sudah, saya langsung saja ya. terlalu banyak Mukadimah (Pengantar) takutnya
entar membuat teman-teman malah kabur dari cerita saya. Teman-teman pasti bisa
bayangin kalau misalnya kita punya suatu obsesi untuk menuliskan sebuah Novel, ‘makan
tak nyaman tidur pun tak kenyang’, jika Obsesi kita itu tidak terwujud. Wah,
ternyata kebalik teman, ‘Makan tak Kenyang tidur pun tak nyaman’, nah ini baru
betul lo…
Pertama
saya membaca sebuah Novel (tidak perlu saya sebut dong Novel apa itu) saya
langsung tertarik dengan bahasa yang ditawarkan, membuat saya seakan melayang
melintasi setiap likuk-likuk paragraph dan membuat saya seolah sedang berada
ditengah-tengah cerita, ingin rasanya saya mengambil bagian dalam cerita yang
di tawarkan penulis. Sebenarnya saya tidak hoby membaca, karena saran dari
teman saya, jika saya ingin menulis saya harus terlebih dahulu membaca, ya
sehingga saya mencoba-coba membaca, pertama-tama membaca Subtitle di film-film
Luar negeri, kemudian rutin membaca Koran-koran Harian yang terbit di Daerah
saya, hingga berlanjut lah kepada Novel. Ternyata membaca itu mang asik an dan
juga menambah Ilmu pengetahuan siapa saja yang suka membaca.
Namun saat saya mencoba untuk membuat sebuah tulisan yang sedikit mirip-mirip dengan apa yang sudah saya baca, baik itu di Novel, Koran, dll. Saya mendapat begitu banyak hambatan, apa yang ingin saya tuliskan selalu melayang bagaikan layang-layangan yang ditiup angin, membumbung tinggi mengangkasa. Setiap paragraf yang telah saya pikirkan inti dari yang saya ingin tuliskan selalu tidak bisa saya kembangkan kata-kata nya menjadi hidup, dan membuat seolah-olah tulisan saya bermain dalam alam bawah sadar bagi siapa saja yang membaca nya.
Lalu, saya mencoba menjabarkan sebuah kalimat; 'TULISLAH TENTANG KESULITAN ANDA MENULIS', dari kata itu lah saya mencoba menuliskan sebuah kesulitan saya dalam menulis. dan ternyata saya berhasil membuat satu tulisan, dan tulisan itu yang teman-teman baca saat ini.
mantap
BalasHapusThanks :)
BalasHapus