Gerimis itu tak kunjung reda, membuat
siapa saja larut dalam keheningan malam
yang semakin mencekam setiap kali rintik hujan itu membasahi bumi. Langkah kian
pasti terhenti, saat kesedihan hanya menjadi teman setia. Malam itu tampak
begitu sunyi, kemana kah kegaduhan itu? Gejolak yang selalu membara dalam diri,
saat kita masih melukis kisah-kisah yang akan menjadi kenangan nantinya.
Terlalu bodoh saat itu, sehingga untuk
menyadari semua akan menjadi kenangan, tak sedikit pun terlintas di dalam
pikiran. Begitu banyak, tak bisa diungkap. Semua bagaikan bintang-bintang
dilangit yang tak terhitung jumlahnya. Masa-masa yang telah menjadi kenangan
hanya akan terkenang tanpa bisa terkenang.
Bagaimana kah cara bertahan dalam
beban kenangan-kenangan yang terlalu indah ini, diri ini pun mulai lelah untuk
memikul semuanya. Mencari seseorang yang mau membantu memikul semua ini bukan
lah perkara mudah. Hanya mereka yang mengerti alur dari kisah ini mungkin yang
akan mampu membantu. Semua menjadi pertanyaan yang kembali menjadi beban dalam
diri, “Dimana mereka”?
Kenangan tak harus dilupakan, kita
hanya perlu memikul kenangan baru untuk menggantikan kenangan indah atupun
buruk yang sebelumnya menjadi beban pikulan. Semakin berusaha melupakan, justru
akan menjadi sulit untuk dilupakan. Menggantikan nya dengan kisah-kisah indah
yang baru akan lebih baik untuk mengikis semua “beban kenangan indah” itu
0 komentar:
Posting Komentar