Adiy novanta. Diberdayakan oleh Blogger.
Daftar Tulisan Menuliskan jejak kata

[FOTO] Destinasi wisata 'Raja Ampat' di Pulau Weh

Gua sarang, destinasi baru yang berada di Desa Iboih, Kec. Suka karya, Kota Sabang, Berjarak kurang lebih 1 jam perjalan dari pelabuhan Balohan. 

Keindahan dari atas tebing dengan hamparan laut biru mirip raja ampat di Papua, membuat siapa saja akan betah berlama-lama menikmatinya. Jika kita turun ke bawah menyisiri pinggiran laut yang berbatu, akan kita sebuah gua yang didalamnya bersarang kelelawar dan burung walet.

Siapa saja yang berniat berlibur ke Sabang, jangan lupakan destinasi wisata baru yang satu ini.

Berikut foto-foto keindahannya;


















Terima Kasih 


Si "abadi" di Puncak Burni Telong

Eidelwis, siapa yang tidak kenal bunga yang satu ini, apa lagi jika kita tanyakan pada pecinta alam, bunga yang hanya bisa hidup di ketinggian, bisa ditemukan di gunung berapi yang aktif. Memiliki nama latin Anaphalis javanica, lebih dikenal juga  sebagai Edelweiss jawa (Javanese edelweiss) atau Bunga Senduro.


Edelweis merupakan tumbuhan pelopor bagi tanah vulkanik muda di hutan pegunungan dan mampu mempertahankan kelangsungan hidupnya di atas tanah yang tandus, karena mampu membentuk mikoriza dengan jamur tanah tertentu yang secara efektif memperluas kawasan yang dijangkau oleh akar-akarnya dan meningkatkan efisiensi dalam mencari zat hara. Bunga-bunganya, yang biasanya muncul di antara bulan April dan Agustus.

Dikarenakan keberadaan nya yang mulai langka, maka bunga ini termasuk kategori bunga yang dilindungi, diberikan gelar sebagai “Bunga Abadi” semakin membuat minat orang untuk memiliki bunga ini, namun bukan perkara yang muda, harus lah mencapai tinggi nya gunung berapi untuk mewujudkan hal itu.

Sosok bunga “Bunga Abadi” ini bisa juga ditemukan di Gunung Berapi Burni Telong, terletak di Desa Rambune, Kec. Timang Gajah, Kab. Bener Meriah, Provinsi Aceh. Gunung berapi aktif dengan ketinggiaan 2624 Meter diatas permukaan laut (mdpl). 


Suara alam sangat jelas terdengar, kala menginjak kan kaki di pintu rimba, suatu batas perkebunan warga dengan dengan hutan, jalur yang harus dilalui untuk menuju puncak gunung tersebut, semakin dalam masuk kehutan, keadaan makin sunyi, hanya suara burung-burung yang sahut menyahut seoalah mengetahui keberadaan pendaki yang ingin menaklukan Gunung berapi tertinggi di Aceh ini.

Di tengah perjalanan bisa ditemuka aliran air, yang bisa jadi alternati bagi pendaki untuk stock air mereka. Airnya jernih, sejuk, dan yang pasti masi sangat alami, dikarenakan berasal  langsung dari alam yang berada diketinggian.

Untuk bisa mencapai puncak, tidak lah bisa dilakukan dalam sekali perjalanan, terlebihh dahulu para pendaki harus mendirikan tenda di kaki Puncak burni Telong. Harus menjadi catatan juga, karena suhu di lokasi penginapan ini sangat dingin dan malam hari kemungkinan besar akan selalu hujan, haruslah dipersiapkan baju yang tebal, untuk mengantisipasi suhu dingin yang akan menusuk hingga ke tulang.

Setelah beristirahat, pukul 03.00 dini hari, harus melanjutkan pendakian kembali, jalur yang ini lebih terjal dan menantang. Ditambah dengan keaadaan gelap malam, maka dari itu perlengkapan harus lengkap, yang sangat terpenting sarung tangan, jaket, sepatu, dan senter harus ada. 

Dibutukan aktu sekitar 4 jam untuk sampai kepuncak dari lokasi penginapan, dijalur ini bisa juga beristirahat di sebuah Gua, tidak terlalu besar, tapi cukuplah untuk mengistirahatkan tubuh yang lelah dikarenakan harus terus mendaki. Disepanjang jalur ini akan kita temukan si “Bunga Abadi”, dikiri kanan jalan ia bersembunyi dintara semak belukar hutan pengunungan, jika kita beruntung, mata akan dimanjakan oleh keindahan bunganya. Dianjurkan untuk tidak memtik bunga ini, dikarenakan status nya yang kini menjadi tanaman yang langka.

Dari gua mulai lah kita harus berjalan merangkak, pegangan hanya pada bebatuan, dibutukan waktu selama 1 jam melewati perjalanan ekstrem hingga sampai dan menginjak kan kaki di Puncak. 


Sunrise, adalah yang ditunggu-tunggu jika sudah dipuncak, jika beruntung, sunrise akan terlihat dengan jelas tanpa ditutupi oleh awan-awan. Sungguh suatu harga yang pantas dengan segala perjuangan sampai ke puncak, dengan suguhan keindahan Alam dan kecantikan si bunga "Abadi" dari ketinggian 2624 Mdpl, Puncak Gunung Berapi Burni Telong.

LENSA AWE: Aksi Kemanusia VOPIS di Aceh Utara

Membantu sesama adalah keharusan bagi setiap manusia, mengingat kita adalah Mahkluk Sosial yang tidak akan bisa hidp tanpa orang lain.

Tak terkecuali ketikan saudara kita mendapatkan musibah.
Bencana banjir, yang baru-baru ini melanda Provinsi Aceh, khususnya Aceh utara, telah menggerak kan hati puluhan orang yang tergabung dalam komunitas Volunteer Peduli Sesama (VOPIS) UIN Ar-raniry, Banda Aceh, untuk memberikan bantuan Moril dan material.

Berikut Foto mereka saat menyalurkan bantuan yang terekam oleh Lensa AWE.


VOPIS dan AWE

Do'a Ceremony

Kelucuan Anak Korban Banjir

Antusiasme yang ditunjukan oleh peserta

VOPIS bersama Anak-anak

Penampilan dari Kakak-kakak VOPIS

Belajar Matematika

Bersama mereka

AWE (Zaidun) berphoto bersama

Perjanjian 

Salam jari jempol

Penyerahan Alat Tulis oleh VOPIS

Si Kembar

Penyerahan bantuan

Penyerahan Bantuan

Penyerahan Bantuan

Penyerahan Bantuan

TOS VOPIS
Bersama kalian kami kuat, bersama-sama kita Hebat
VOPIS-AWE


Itulah yang berhasil direkam oleh lensa AWE, aksi kemanusian yang di lakukan oleh VOPIS UIN Ar-raniry.

Canon Graphy

Mesjid Agung Baitul Makmur, Banda Aceh

Slow speed seputaran Jalan Teuku Nyak Arief

Mesjid Raya Baiturahman, Banda Aceh

Tugu mesjid Raya Baiturahman

Taman bunga

Gedung Bank Idonesia

Taman Unsyiah

Diriku, samar-samar yang bermakna, kadang kala tidak sama sekali

Menelisik beberapa tulisan motivasi, yang tersebar di berbagai buku, dan dunia maya, menjadi suatu kegiatan yang pantas, untuk dilakukan oleh jiwa-jiwa yang di gandrungi kebingungan dan kegundah gelana-an, akan hal-hal yang bisa jadi tidak penting, dan semua itu kembali pada sisi orang dalam memandang nya.

Tak ingin membahas sisi orang lain dalam memandang, atau hal-hal yang membuat orang-orang gundah kelana, akan lebih menarik jika pembahasan itu mengenai sebuah kalimat Khalil Gibran. butuh pemikiran ekstra untuk meng-ekstrak kalimat ini, itu menurut pandangan saya. Dan saya rasa, tidak ada salahnya untuk hanya sekedar berpandangan.

'Lihatlah diriku, sebuah kata yang maknanya samar-samar dan membingungkan; kadang kala tak bermakna; kadang kala bermakna banyak hal'

‘Lihatlah diriku, sebuah kata yang makna nya samar-samar dan membingungkan’. bagi saya pribadi kalimat ini mengetuk cakrawala pikiran, tentang siapa kita? Benar sekali, kita hanya sebuah kata, baik itu sebutan kita sebagai ‘Manusia’, maupun panggilan ‘Nama’ yang melekat pada kita. Tugas kita hanya membuktikan diri bahwa kita bisa melebihi sebuah kata tersebut, pergulatan dalam kata yang membuat kita besar dan dikenang nantinya.

‘Kadang kala bermakna’. benar sekali, kadang kala, iya kadang kala. Hanya sebuah kata yang diselimuti seonggok daging, kadang hanya membuat kerusakan di atas muka bumi, apa kita akan di anggap bermakna?? Bisa jadi akan di anggap bermakna, jika berada diantara orang-orang perusak dan pembuat onar.


‘Kadang kala bermakna banyak hal’. Banyak hal brguna yang bisa jadi sudah kita lakukan, itulah kita, serupa kata yang ada saatnya bermakna. Kembali kepada diri, paham tidaknya kita terhadap diri ini, akan menentukan haluan diri ini nantinya. Akan menjadi ‘bermakna’, atau justru ‘tak bermakna’, kemungkinan ‘samar-samar’ juga berpeluang nantinya.

Profil

Label

Entri Populer

 
| |
© 2014. Petualanganku - All Rights Reserved